Bali outing

tanggal 26-28 maret ini saya dan teman2 kantor saya outing ke Bali. wah, teman2 saya exciting semua, kecuali mungkin hanya saya, karena memikirkan banyaknya uang yang harus dikeluarkan diasana. blom lagi kalau liburan itu banyak biaya tidak terduga yang bombastis dan fantastis menguras uang di atm.

benar saja, selama di Bali, saya beli oleh2 di pasar sukawati seperti orang gila, beli ini beli itu, sampai beratus2 ribu, tanpa saya sadari. walaupun saya membelinya dengan menawar mati-matian, tetap saja uang saya banyak terbuang. belum lagi kalau makan siang di bali, bisa mencapai 30rb per nett. ampun deh! karena saya muslim, jadi cari makanan halal agak susah. jajanan termurah adalah es kelapa yang hanya 3rb.

teman saya setelah belanja sana sini sering membanding-bandingkan harga barang-barang yang mereka beli, kadang kalau kita beli dengan harga yang lebih mahal, kita bisa kesal setengah mati. barang-barang di pasar sukawati sama kok dengan barang-barang dari tanah abang.

untunglah sarapan ditanggung hotal, dan makan malam ditanggung kantor. jadi uang saya benar2 tidak bersaldo Rp. 0,- di atm.

saya juga sempat takut dengan monyet2 pura uluwatu yang katanya suka main comot barang2. karena saya pakai kacamata, saya diharapkan waspada. daripada ribet, saya lepas kacamata saya, lalu semuanya jadi blur. jiah!

saya juga sempat ke joger, beli untuk saya dan Icad. saya juga kebetulan melihat Mr. Joger nya. matanya ternyata lebih sipit dari yang di gambar. dan orangnya tidak terlalu tinggi. sosoknya agak gendut. pastinya dia kaya sekali ya.

di bali tentu saja banyak bule. semua orang bule2 itu menikmati teriknya matahari bali. padahal panasnya bali itu lebih panas dari jakarta, bahkan saat tidak panas pun kita bisa melarasa lengket di kulit kita. hawanya anyep dan gerah. panas menyengat itu pasti karena saya menginap di J Boutique hotel yang dekat dengan pantai Kuta. saya menyesal tidak beli sunblock dijakarta.

sudah tentu di bali banyak sekali sesajen. saya dan teman2 saya kalau jalan harus hati2, takut menginjak sesajen mereka. dan kalau bicara juga hati2, takutnya kelepasan omongan di depan/samping pura kecil mereka di depan rumah. bau dupa dan melati sering sekali mampir ke hidung saya, rasanya pun bau itu juga terbawa sampai saat saya menulis ini.

ketika saya dan teman2 muslim saya mencari makan siang halal, itu adalah acara terserunya. karena cuacanya sangat panas, restorannya mahal-mahal, jalannya juga jauh, sulit juga mencari makan yang halal. kebanyakan babi giling. saya sampai rindu dengan bakso urat.

ketika saya berangkat ke bali, saya hanya membawa satu tas ransel kecil, saat pulang, saya membawa 3 tas: tas ransel kecil, satu tas bunga2 medium, dan satu tas selempang. ampun deh. setahun sekali buang2 duit waktu liburan seperti ini...

saya senang karena saat berlibur dengan teman2 kantor seperti ini saya dapat betul2 mengenali watak2 dan perilaku tiap orang. mereka benar2 menunjukkan siapa mereka saat liburan. saya senang.

paling tidak kalau saya ditanya, bagaimana bali:
1. bule
2. sesajen dan dupa
3. makanan halal susah
4. masjid jarang sekali
5. benar-benar menguras atm.. hikhik

Komentar