temen sebangku

rasanya dalam urusan teman sebangku, saya lebih senang waktu sekolah dulu. walaupun saya tidak populer dari tk sampai sma, tapi teman sebangku saya adalah orang2 yang menyenangkan semua, minimal mereka mau bergaul dengan saya yang sifatnya sulit begini..hhihihi

waktu saya tk, perasaan tidak ada teman sebangku, soalnya bangkunya sendiri sendiri. misah2, kalau enggak salah. atau saya lupa ya siapa teman sebangku saya? mungkin kalau saya tanya mama saya, dia akan ingat. tapi saya termasuk agak dominan di tk seingat saya. soalnya dulu pernah dapet astor sebungkus karena saya berhasil menjawab soal. saya juga lupa tuh soalnya apa.

waktu sd, yang saya ingat teman sebangku saya namanya Resti, Hesti dan siapa lagi saya lupa. tapi kalau wajahnya saya ingat sedikit2. mereka selalu bercerita dan berbicara dengan saya tanpa rasa sungkan. padahal di sd tuh sifat saya sudah mulai sulit. jadi saya hanya punya sedikit orang yang mau mengobrol dengan saya. hahaha

masuk ke smp, teman sebangku saya adalah Rasmita, Rika dan Wahyuning. ketiganya masih kontak dengan saya walaupun hanya lewat facebook. hahaha. tapi saya senang karena mereka masih mengingat saya, masih ingat gaya bicara saya, masih ingat tingkah menyebalkan saya, dan mereka juga masih ingat gebetan saya. hohoho...

menuju ke sma, nah ini masa pemberontakan saya yang fatal. hihihi. udah mulai kenal pacaran. udah mulai berani nyontek. berani boong ke Bu Marna dan Bu Imas. dan mulai berani naik kereta sendiri. hohoho. teman sebangku saya adalah Warsiti dan Siti. kenapa nama mereka mirip2 ya hohoho... mereka berdua adalah orang2 yang mau dengar omongan saya dan gaya bicara saya yang cempreng. mau menerima sifat saya yang sulit dan suka moody berlebihan. mau mendengar curhat saya juga soal keluarga dan pacar saya waktu itu. termasuk ada juga teman saya yang jadi ajang curhat yaitu Rendi, dia kebetulan pacar saya waktu itu, yang mau dengar tentang semua cerita saya. tapi kami tidak sebangku duduknya, karena saya tidak bisa duduk jauh2 dari papan tulis karena mata yang minus (waktu itu saya belum memakai kacamata, karena saya pikir kacamata pasti harganya sangat mahal untuk Bu Imas membelinya).

saya sangat berterima kasih kepada mereka semua. paling tidak saya punya teman ngobrol dan tertawa. sampai sekarang, kecuali teman sd dan tk, saya masih berhubungan dengan mereka, walau ketemunya hanya di pesbuk.

beralih ke masa sekarang, sekarang saya sudah 26 menuju 27 tahun. usia yang matang. tapi sifat sulit saya masih ada di saya. udah nempel kayak prangko. sekarang saya tidak ada teman sebangku, adanya teman sebelah.

nah kebetulan teman sebelah saya ini bapak2 kepala bagian yang punya anak 3 umur 30-an. sifat dan sikapnya bisa dibilang tidak cocok dengan saya. saya seringnya tidak setuju dengan sikap yang dia ambil dalam urusan pekerjaan. kalau saya lihat, dia itu posisinya enak sekali, datang siang, bisa berbuat seenaknya, segalanya tinggal suruh saya, (kalau disuruh orang malah ngoper ke saya), suka plin plan bertindak (ngomong A, tapi tindakannya B), dan herannya dia pintar sekali merayu dan menjilat orang, sehingga orang itu mengikuti dan percaya padanya (hal ini mungkin yang membuat istrinya mau sama dia.. hahaha.. kasian)

makin hari saya makin tidak tahan dengan sikap dan tingkah laku dia. makin hari saya juga merasa ini bukan tempat saya, sering saya melamar kesana sini tapi belum ada yang sreg di hati saya, apalagi saya single parent, saya merasa jadi tidak punya pilihan.

kadang kalau saya bersungut2 sendiri jarang bahkan tidak pernah ada yang bertanya kenapa. di kantor saya ini tiap orang saling mengelompok sendiri, jadi kalau bukan temannya, yaa mereka cuek mampus saja. ya.. mungkin inilah resiko, karena tidak ada pilihan.

Komentar